Sabtu, 28 Juni 2014

Psikoanalisa Sigmund Freud

Sejarah Singkat
Teori psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud, seorang neurolog dari Austria. Beliau lahir di Moravia, 6 Mei 1856 dan meninggal di London, 23 September 1939. Ketika Freud lahir, ayahnya berumur 40 tahun dan ibunya (istri ketiga dari ayah Freud) berumur 20 tahun. Ayahnya sangat ketat dan otoriter. Saat dewasa, Freud mengenang masa kecilnya yang penuh kebencian, dendam, dan marah terhadap ayahnya. Beliau menulis bahwa merasa unggul atas ayahnya pada awal umur dua tahun.
Ibunya ramping dan menarik. Perlakuannya terhadap Freud kecil sangat protektif dan penuh kasih sayang. Freud merasa penuh gairah, situasi yang menyusun tingkat dari konsep mendatangnya tentang Oedipus Kompleks (penyimpangan). Banyak dari teori Freud yang menggambarkan pengalaman masa kecilnya dan untuk itu dapat dianggap sebagai autobiografi yang natural. Sepanjang karakteristik dari kepribadian Freud selama hidupnya adalah orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi, ambisi kuat untuk sukses, dan mimpi atas kemenangan dan ketenaran.
Saat di sekolah kedokteran, Freud memulai eksperimen dengan cocaine (pada saat itu cocaine bukan merupakan obat-obatan ilegal dan masih belum diketahui bahwa cocain dapat menyebabkan efek adiktif). Ia menjadi sangat antusias tentang zat tersebut, dan zat ajaib yang akan menyembuhkan banyak penyakit dan menjadi sarana mengamankan pengakuan yang diinginkannya. Karena artikelnya tentang manfaat cocaine, yang kemudian dihakimi sebagai wabah penggunaan cocaine di Eropa dan United States, ia dikritik untuk bagiannya dalam melepaskan wabah cocaine.
Freud belajar selama beberapa bulan di Paris dengan psikiater Jean Martin Charcot, pelopor dalam penggunaan hipnosis. Charcot juga mengingatkan Freud dengan dasar seksual mungkin neurosis. Setelah beberapa tahun dalam praktek klinis, Freud yakin bahwa konflik seksual adalah penyebab utama dari semua neurosis.
Merupakan suatu paradoks bahwa Freud, yang menekankan pentingnya seks dalam kehidupan emosional, mengalami begitu banyak konflik seksual pribadi. Sikapnya terhadap seks negatif. Dia menulis tentang bahaya seks, bahkan bagi mereka yang tidak neurotik. Tindakan seks merendahkan, ia menulis, karena terkontaminasi pikiran dan tubuh. Kehidupan seksnya sendiri pada usia 41 tahun.
Selama 3 tahun, Freud mem-psikoanalisakan dirinya melalui studi mimpinya. Dengan demikian, ia merumuskan banyak teori sekitar konflik neurotik sendiri dan pengalaman masa kecil, seperti yang disaring melalui penafsiran tentang mimpi-mimpinya. Teori Freud, kemudian, dirumuskan awalnya secara intuitif, yang diambil dari pengalaman dan kenangan.
Struktur Kepribadian
Freud membagi struktur kepribadian dalam teori psikoanalisa ke dalam tiga komponen penting, yaitu: id, ego, dan superego. Mereka berinteraksi satu sama lain dan tidak berpisah.
Id
Id merupakan sistem kepribadian yang asli atau struktur kepribadian yang paling mendasar, tempat di mana ego dan superego berkembang. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle). Prinsip kesenangan merujuk pada pencapaian kepuasan sesegera mungkin. Id bersifat menuntut, impulsif, buta, irasional, asosial, egois, dan menyukai kesenangan. Untuk mencari pemuasan, seseorang dapat melakukannya melalui tindakan langsung (reflex action) atau melalui peng-imajinasian bahwa dia mendapatkan yang diinginkannya (primary-process thought).
Ego
Fungsi ego adalah untuk mengekspresikan dan memuaskan hasrat id sesuai dengan dua hal: peluang dan hambatan yang ada di dunia nyata, dan tuntutan superego nantinya. Ego mengikuti prinsip kenyataan (reality principle). Ego menurut Freud bersifat logis, rasional, dan toleran terhadap tegangan. Dalam tindakannya, ego dikontrol oleh tiga hal, yaitu: id, superego dan dunia nyata. Dalam mencapai kepuasan, ego berdasar pada proses sekunder. Proses sekunder yang dimaksud adalah berpikir realistis dan rasional.
Superego
Superego merupakan perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita sebagaimana diterangkan orangtua kepada anak mengenai nilai baik, buruk, benar dan salah. Superego merupakan representasi internal aturan moral dunia sosial dan eksternal. Dia berfungsi mengontrol perilaku sesuai dengan aturan-aturan, memberikan imbalan (rasa bangga, menyukai diri sendiri) bagi perilaku “baik” dan hukuman (rasa bersalah, merasa inferior) untuk perilaku yang “buruk” (ego-ideal).

Perkembangan Kepribadian
Frued membagi perkembangan kepribadian itu dalam 5 tahap yaitu: oral, anal, phallic, talensi dan genital.
1.    Tahap Oral
Tahap ini berlangsung 1-2 tahun pertama kehidupan. Mulut merupakan sumber kenikmatan utama. Macam-macam aktivitas oral, yaitu: mengisap, menggigit dan menelan makanan. Pada fase ini balita merasa puas bisa makan dan menyusui sehingga terjadi hubungan yang emosional antara anak dan ibu.
Ada 2 cara berperilaku pada tahap ini:
·         Incorporative oral, yang termasuk pada incorporative oral ini adalah makan, minum, mengisap dan mencium.
·         Oral aggressive, ini terjadi jika anak merasa kesakitan, frustasi atau hal lainnya yang mengganggunya.
2.    Tahap anal
Tahapan ini berlangsung antara usia 1 dan 3 tahun. Setelah makanan dicernakan, maka sisa makanan menumpuk di ujung bawah dari usus dan secara reflex akan dilepaskan keluar apabila tekanan pada otot lingkar dubur mencapai taraf tertentu.
Pada fase ini seringkali orang tua merasa direpotkan dengan perilaku balita yang suka buang air sembarangan tanpa memperhatikan waktu dan tempat, sehingga seringkali orang tua menjadi keras ke anaknya dan membuat anak tersebut menjadi gagal melewati fase ini. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan orang dengan kepribadian agresif dan kompulsif, beberapa mengatakan kelainan sado-masokis disebabkan oleh kegagalan pada fase ini.
3.    Tahap phallic
Selama tahap perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat adalah perasaan-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya organ-organ genital. Tahap ini terjadi selama umur 4 sampai 5 tahun.
Tahap phallic ini disebut juga dengan fase erotik, fase ini berkembang pada anak umur 3 sampai 6 tahun. Fase tampak  paling menonjol  pada anak laki-laki dimana anak ini suka memegangi penisnya, dan ini seringkali membuat marah orangtuanya. Pada fase ini Frued juga mengemukakan tentang masalah Oediphus dan Electra complex tentang kelekatan anak laki-laki kepada ibunya dan juga ada teori tentang "penis envy" dan ini terjadi pada anak perempuan dimana anak perempuan ini akan dekat kepada bapaknya. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan kepribadian yang imoral dan tidak tahu aturan.
4.    Tahap latensi
Tahapan ini berlangsung antara kira-kira usia 6 tahun dan masa pubertas. Merupakan tahap yang paling baik dalam perkembangan kecerdasan (masa sekolah), dan dalam tahap ini seksualitas seakan-akan mengendap, tidak lagi aktif dan menjadi laten. Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan kepribadian yang kurang bersosialisasi dengan lingkungannya.
5.    Tahap genital
Tahapan ini berlangsung antara kira-kira dari masa pubertas dan seterusnya. Kateksis-kateksis dari masa-masa pragenital bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu mendapatkan kepuasan dari stimulasi dan manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan orang lain dikateksis hanya karena membantu memberikan bentuk-bentuk tambahan kenikmatan tubuh bagi anak.
Pada tahap ini anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan percintaan lewat berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak akan mulai melepas diri dari orangtuanya dan belajar bertanggung jawab akan dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar